Karya Nyata dari Anak Bangsa; Pertama di Dunia

Lulusan SMP tak menjadi kendala untuk berkarya. Sosok yang satu ini mampu menginsipirasi banyak pemuda Indonesia. Beberapa kali menerima penghargaan dari kemenpora, pemerintah, dll. Untuk satu karya nyata. ASAP CAIR. Keberhasilan itu tidak datang secara tiba- tiba. Perjuangan, keberanian, kegigihan,

tekat yang kuat, dan usaha yang tak kenal putus asa menjadi modal keberhasilan pemuda luar biasa yang disapa Bang Andre ini. Lahir di Jember, 17 Mei 1983. Lulus SMP N Rambipuji. Satu hal lagi yang sangat menginspirasi dari beliau adalah bahwa kekurangan fisik yang beliau dapatkan dari Allah tidak menyurutkan semangatnya, sama sekali tidak menjadikan beliau minder dan tak mampu berkarya. Dalam talkshow yang digelar Universitas Brawijaya tanggal 26 Mei 2013 pada acara SGM 4 (Scientific Great Moment 4) lalu beliau menyampaikan materi tentang asap cair dengan jiwa yang sangat rendah hati, tak ada unsur kesombongan dalam penyampaiannya meskipun banyak penghargaan dan pengakuan dari mana mana. Pencipta desinfektan organik pertama di dunia ini adalah direktur perusahaan CV. Prima Rosandries dimana lulusan tertinggi karyawannya hanya satu orang lulusan D3 saja, selebihnya lulusan SMP dan SMA. Agaknya semangat enterpreuner dari beliau ini juga patut dicontoh.  Inovasi yang diciptakan Bang Andre and team adalah proses pembuatan Asap Cair itu sendiri dengan alat yang sangat sederhana (pralon) sebagai proses pirolisis. Proses produksi sangat mempengaruhi kualitas Asap Cair, maka berkali kali Bang Andre kehilangan pralon karena terbakar, dan beliau hanya melihat saja ketika api itu melalap pralon- pralonnya karena tak ada hal lain yang bisa ia lakukan, bahkan menyiram pun tidak bisa karena akan merusak sistem yang telah dibangun.  Harga alat yang dibuat oleh Andre and team hanya seharga Rp 3.000.000,- saja, dan dengan itu mampu menghasilkan asap cair sebanyak 50 liter, sangat jauh berbeda dengan mesin pembuat asap cair kebanyakan, dengan Rp 30.000.000,- hanya mampu menghasilkan 25 liter saja.

Beberapa waktu lalu, China pernah menawarkan kerjasama akan membiayai seluruh pengembangan teknologi pembuatan asap cair ini. Bang Andre dengan tegas menolak. Bagaimana jadinya jika bahan baku asap cair yakni tempurung kelapa yang melimpah ruah di Indonesia ini di ekspor ke China untuk diolah menjadi asap cair dengan menggunakan mesin karya Bang Andre and team. Setelah menjadi produk, baru diterjunkan lagi ke indonesia dengan harga yang tentu jauh lebih mahal dari penjualan temputun itu sendiri. Indonesia merupakan penghasil tempurung kelapa yang sangat  besar . Kebun kelapanya sendiri 31,2 % dari jumlah total di Indonesia , sayang  jika potensi ini tidak dimanfaatkan, atau hanya dijual mentahnya saja tanpa ada added valuenya. Sebuah kisah miris yang dipaparkan Bang Andre, seorang pemilik kebun kelapa sawit yang sangat luas di daerah di indonesia memilih menjadi pembantu rumah tangga tetangganya karena saking tidak mampu untuk mengolah kelapa sawit karena keterbatasan keberanian yang berimbas pada keterbatasan pengetahuan.

Think BIG. Orang besar itu punya Visi dan Misi yang besar pula,,